[New Update] Dongeng Kulineran Di 7 Negara Dengan Street Food Terbaik Di Dunia

Jajanan di Bangkok. Foto: Toshiko/kumparan

Ada orang yang suka jalan-jalan untuk menikmati alam, namun ada pula yang lebih suka wisata masakan. Pokoknya ke satu negara untuk menjajal kuliner khas atau street food nikmatnya.

Itulah fokus jalan-jalan si food enthusiast. Begitupun kami, para jurnalis masakan kumparan. Meski tidak sedang liputan --lebih tepatnya cuti liburan-- secara otomatis otak kami terfokus untuk eksplorasi kuliner di negara-negara yang kami kunjungi.

"Gue sih penginnya nyobain kuliner di tempat asalnya. Misalnya coba warteg di Tegal, bakwan malang di Malang, takoyaki di Jepang, kopi Vietnam di Vietnam. Life goal, ceunah!" ungkap Mela di sela-sela perbincangan kami di sore hari.

Nah, baru-gres ini CEOWORLD Magazine mengumumkan The World’s 50 Best Cities For Street Food-Obsessed Travellers 2019. Tujuh negara yang ada dalam list tersebut, telah kami kunjungi.

Nah, berikut yaitu rekomendasi street food dari 7 negara dalam list CEOWORLD Magazine. Dari 7 negara tersebut, kami sudah mengunjung 8 kota yang masuk dalam The World’s 50 Best Cities For Street Food-Obsessed Travellers 2019.

Apa saja nih, yang paling setuju?

1. Singapura (Singapura)

Kota terbaik dalam The World’s 50 Best Cities For Street Food-Obsessed Travellers 2019 ini memang punya kuliner yang beragam dan mantap. Kalau sudah nonton Crazy Rich Asians, kamu tentu tahu betul suasana makan di sana.

Misalnya saja di Newton Food Centre. Pusat kuliner populer di Singapura itu menjual aneka seafood dan juga masakan lokal. Pertama kali dibuka pada 1971, lokasi syuting Crazy Rich Asians ini mempunyai 83 kios makanan.

Kami mencicipi banyak sekali street food khas Singapura di sana. Ada oyster omelette, fried hokkien prawn noodle, satay chicken, fried rice, hingga cereal butter prawn.

Satay Chicken - TKR Satay Foto: Mela Nurhidayati/kumparan

Memang tak heran Singapura menduduki posisi pertama. Pasalnya, ketika mampir ke Newton Food Centre misalnya, kamu bakal melihat antusiasme pengunjung untuk makan di sana. Atraksi para pemasaknya pun jadi pemandangan seru yang bikin nafsu makan bertambah.

2. Bangkok (Thailand)

Khanom buang Foto: Azalia Amadea/Kumparan

Wah, Bangkok sih, memang surganya jajanan lezat! Selain harganya yang murah-murah, street food di Bangkok juga beragam jenisnya. Ada yang asin, asam, anggun, gurih, sampai yang pedas.

Beberapa kali eksplorasi kuliner jalanan di Bangkok, kami selalu menemukan hal seru. Misalnya saja ada hidangan roti menyerupai martabak --malah ibarat banget sama roti maryam-- yang kami temukan di Taste of Roti.

Ada pula crepes-nya Thailand yang berjulukan khanom buang. Uniknya, campuran khanom buang terbuat dari tepung kulit telur yang sudah dihancurkan. Ada dua varian isi; yaitu berisi abon, krim kelapa, dan serat bagus kuning telur, atau krim kelapa serta serat kuning telur saja.

Thailand juga punya banyak buah-buahan segar untuk kamu yang hobi mengudap kuliner sehat. Atau aneka sate-sateannya juga enggak kalah menarik hati!

Jajanan di Bangkok. Foto: Toshiko/kumparan

Butuh minuman segar, thai tea atau kopi thailand juga mudah banget dicari.

Kopi atau teh yang dijual di jalanan pun sudah enak dengan harga yang begitu murah. Rp 18 ribuan sudah sanggup kopi thailand masbodoh, dengan ukuran besar pula.

Selain itu, jikalau mampir ke sana, beranikan diri untuk coba kuliner ekstrem. Cobalah untuk mencicipi aneka hidangan dari serangga yang kaya protein dan super gurih. Surga kuliner dan minuman sih!

3. Ho Chi Minh (Vietnam)

Kalau Hanoi terkenal dengan pemandangan alamnya, Ho Chi Minh yaitu kota yang tepat untuk wisata masakan. Kuliner di sini juga sangat sesuai dengan lidah orang Indonesia. Pasalnya, kuliner Vietnam didominasi beras; namun dalam bentuk bihun.

Ketika mampir ke sana, tentu saja kami merasakan pho, banh mi, bun cha, hingga egg coffee. Kamu harus coba egg coffee! Minuman ini memadukan kopi dengan telur yang sudah dikocok hingga membentuk krim.

Egg coffee Foto: Safira Maharani/ kumparan

Krim telur tersebut kemudian dituang di atas seduhan kopi, sampai membentuk lapisan penuh busa. Meski terbuat dari telur, namun tak tercecap basi amisnya sama sekali, malah rasanya cenderung creamy dan lembut. Bikin nagih!

Namun, agak sulit mencari kuliner yang halal di Ho Chi Minh. Kalau kamu sedang eksplorasi kuliner non halal plus berani agak ekstrem, cobalah Súp Cua Óc Heo --sup otak babi khas Vietnam.

Sup otak babi di Ho Chi Minh, Vietnam. Foto: Toshiko/kumparan

Biasanya, orang Vietnam memakannya untuk sarapan atau masakan ringan sore; sambil mengobrol dengan teman.

Dalam semangkuk sup ini, kamu akan menemukan dua buah otak babi, jagung, daging kepiting, telur kocok, dan jamur. Kemudian di atasnya ada juga coriander sebagai pelengkapnya.

Makin lengkap dengan suplemen telur pitan. Hmm, berani coba?

4. Berlin (Jerman)

Burger di Berlin. Foto: Toshiko/kumparan

Tergabung ke dalam Benua Eropa, Jerman memiliki bermacam-macam kuliner lokal enak nan menggiurkan. Mulai dari olahan daging, kentang, sampai masakan ringan anggun elok yang lembut.

Misalnya saja dikala kami berkunjung ke Berlin, tepatnya di Alexanderplatz. Pada malam hari, public square di pusat Mitte itu nampak mirip pasar malam dengan aneka jajanan yang begitu menarik hati.

Salah satu street food yang wajib dicoba adalah bratwurst, sosis khas Jerman yang terbuat dari campuran daging sapi dan rempah. Dimasaknya dengan cara dipanggang di atas bara api.

Bratwurst. Foto: Toshiko/kumparan

Bratwurst yang kami coba di sana sangat menggiurkan. Pertama, sosisnya besar, pakai jamur champignon, kentang, dan bbq sauce. Harganya berkisar di 9-10 Euro.

Kentang goreng aneka sausnya juga harus dicoba. Kalau di Jerman, jangan sebut french fries ya! Mereka menyebut kentang goreng dengan pommes frites. Oh iya, menurut Bella, pemilik Airbnb yang kami tinggali, warga Jerman biasanya lebih suka burger dari independent store. Jadi, wajib coba beberapa burger di sana ya!

5. Jepang

Ichigo Daifuku. Foto: Mela Nurhidayati/kumparan

Ada 3 kota di Jepang yang masuk dalam The World’s 50 Best Cities For Street Food-Obsessed Travellers 2019. Kota tersebut yaitu Tokyo, Osaka, dan Fukuoka. Kami telah eksplorasi kuliner di Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Sedap-sedap lho!

Meski di Indonesia sudah banyak jajanan khas Jepang yang bermunculan, menikmati street food yummy di negeri asalnya itu jadi pengalaman yang luar biasa. Enggak herank, banyak wisatawan yang tiba ke Jepang hanya untuk eksplorasi street food-nya.

Ada takoyaki, taiyaki, dango, dan ichigo daifuku yang wajib kamu coba. Aneka yakitorinya juga harus kamu cicipi.

Takoyaki di Fushimi Inari Taisha Foto: Mela Nurhidayati/kumparan

Salah satu street food yang paling klasik dan terkenal di kalangan wisatawan ini merupakan sate ala Jepang. Yakitori terdiri dari pecahan daging ayam berupa kulit, hati, hingga daging yang ditusuk ibarat sate dan dibakar di atas arang.

Agar cita rasanya semakin nikmat, yakitori biasanya disajikan dengan aneka macam bumbu, menyerupai wasabi, mustard jepang, garam, sampai saus Tare.

6. Amsterdam (Belanda)

Stroopwafel. Foto: Toshiko/kumparan

Hanya butuh satu hari di sana untuk jatuh cinta dengan ibukota Belanda tersebut. Ada banyak pancake enak dan tentunya stroopwafel yang begitu menggoda.

Berbagai kuliner ringan cantik ini biasa dimasak fresh, sehingga masih terasa hangat ketika kau membelinya. Menikmati aneka macam street food sambil jalan-jalan di Amsterdam Centraal tentu jadi acara yang super menarik.

Fish & chips juga masuk dalam street food di Amsterdam yang patut kamu coba.

7. Bali (Indonesia)

Adonan lak lak dituang ke dalam cetakan Foto: Safira Maharani/ kumparan

Sebenarnya street food khas Bali itu unik, karena biasanya kamu menemukannya di pasar tradisionalnya. Namun, yang paling khas dari street food di Bali yakni nasi jenggo.

Biasanya yang menjual nasi jenggo itu menyerupai angkringan di Yogya. Sekilas rupanya pun mirip nasi kucing khas Yogyakarta. Porsinya cukup kecil untuk ukuran nasi bungkus.

Seporsi nasi jenggo disajikan dengan lauk-pauk yang terbilang lengkap. Dijual dengan daun pisang sebagai pembungkusnya, nasi Jenggo terdiri dari nasi putih seukuran kepalan tangan, sambal goreng tempe, ayam suwir, serundeng, dan sambal pedas. Sebagai variasi, nasi putih pada menu rakyat tersebut juga sering diganti menggunakan nasi kuning yang lebih gurih.

Kemudian ada pula lak-lak, jajanan ibarat serabi; khas Bali. Salah satu warung yang menjual lak lak mampu ditemui di tempat Ubud. Namanya Lak Lak Bali Sinta.

Adonan lak lak terbuat dari tepung beras, hijaunya dari daun suji. Namun, yang membedakan jajanan ini dengan serabi, lak lak tidak menggunakan adonan santan.

Tentu saja, Bali jadi paket lengkap utuk tempat liburan. Tak hanya street food, masakan khas, resto fancy, bar, sampai daerah makan sehat pun ada. Pantas, wisatawan betah berlama-lama di Bali.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter